Kesejukan Ilahiyah di Atas Perbukitan
Asr569x Buletin-khidmah Majelis-ilmu
Mengenal Lebih Dekat PP. Agung Damar Telaga Pakamban Daya
Â
Siang itu, di tengah-tengah suasana perbukitan yang asri, kru Khidmah memasuki kawasan PP. Agung Damar Telaga Pakamban Daya Pragaan. Bangunan madrasah berlantai dua di samping kiri jalan beraspal, langsung menyambut kedatangan kami. Panorama alam yang indah di ujung timur, dipadu dengan pohon-ponon yang rindang alami, membuat pesantren ini memancarkan aura ilahiyah.
Di ujung utara, berdiri satu unit sekolah dan kantor dengan latar-belakang perbukitan yang bergelombang. Sedangkan di sebelah selatan, tampak suasana pedesaan yang tenang dan damai. Kedatangan kru Khidmah disambut langsung oleh pengasuh, yakni Kiai Mas’udy Shabri. Setelah memperkenalkan diri, kami diajak oleh kiai muda itu untuk berkeliling mengambil foto lokasi. Beliau juga menyerahkan data sejarah berdirinya lembaga pendidikan Agung Damar dalam bentuk softcopy.
Â
Dirintis Keturunan Wali Songo
Sesuai data yang kami terima, konon, sejarah berdirinya PP. Agung Damar dimulai saat Bhuju’ Pondi mendatangkan seorang ahli agama bernama Kiai Abdul Qarib. Bhuju’ Pondi adalah tokoh masyarakat yang pertama kali mendiami kampung Telaga. Sedangkan Kiai Abdul Qarib adalah seorang ulama keturunan Wali Songo yang tinggal di daerah Pamekasan. Kiai Abdul Qarib diundang untuk mengajar masyarakat, karena ilmu agama Bhuju’ Pondi sangat terbatas.
Kedatangan Kiai Abdul Qarib membuat kehidupan kampung Telaga dipenuhi oleh nilai-nilai keislaman. Beliau tinggal di sana sampai wafat dan mendidik masyarakat dengan sabar dan telaten. Putra-putrinya juga dididik dengan disiplin.
Setelah Kiai Abdul Qarib wafat, Allah menunjukkan karomah beliau. Suatu malam, kuburan beliau mengeluarkan sinar laksana pelita (Madura=damar), sehingga masyarakat menjulukinya dengan sebutan Bhuju’ Damar atau Agung Damar. Dari nama beliaulah lembaga PP. Agung Damar diambil.
Konon, selama masa hidupnya, Kiai Abdul Qarib sering membersihkan halaman rumah dengan memungut daun-daun yang berserakan. Setiap satu lembar daun dibacakan zikir sambil berdoa, memohon kepada Allah agar keturunan dan murid-murid beliau kelak bisa “menyebar manfaat” seperti menyebarnya daun-daun tersebut.
Kini, doa beliau telah terkabul. Keturunan Agung Damar menyebar ke berbagai daerah dan mendirikan pesantren di kawasan masing-masing, seperti PP. Annuqayah di Guluk-Guluk, PP. Al-Amien di Prenduan, PP. Salafiyah Syafi’iyah di Sukorejo, PP. Nurul Jadid di Paiton, PP. Al-Ihsan di Jaddung, PP. Karay di Ganding, dan masih banyak yang lain, termasuk PP.Agung Damar sendiri.
Â
Masa Perkembangan
Pada masa Kiai Abdul Qarib, sistem pendidikan yang beliau terapkan masih bersifat tradisional. Kemudian kira-kira tahun 1954, masyarakat merintis sebuah majelis ta’lim dengan sistem yang lebih terencana namun tetap sederhana. Salah seorang perintisnya bernama Kiai Alwi Ghazali.
Tahun 1964, menantu Kiai Alwi yang bernama Kiai Mukhyar, merintis sistem pendidikan madrasi (sekolah berjenjang) yang dinamakan Al-Musyawirin. Namun, sekolah Al-Musyawirin tidak bertahan lama karena pada tahun 1966, atas petunjuk K.H. Fauzi Sirran dan KH. Yasin Sirran (keduanya pengasuh Al-Ihsan), sekolah Al-Musyawirin dirubah menjadi Madrasah Al-Ihsan IIIB. Nama tersebut tetap dipertahakankan sebagai nama sekolah tingkat RA dan MI sampai sekarang.
Sejak tahun 1999, pengurus yayasan mulai merintis madrasah tingkat MTs dan MA. Jenjang MTs yang sebelumnya bernama Al-Ihsan IIIB, dirubah menjadi MTs Agung Damar dan mendapat pengakuan resmi tahun 2002. Sedangkan MA Agung Damar mendapat legalisasi pemerintah tahun 2006.
Untuk menunjang kegiatan yang lebih fokus pada praktek keagamaan secara langsung (shalat berjamaah, mengaji, kursus, dan sebagainya), maka tahun 2001 didirikan asrama santri sebagai cikal-bakal pesantren Agung Damar sekarang. Pengasuh pertamanya adalah Kiai Achmad Shabri, putra Kiai Alwi, yang juga bertindak sebagai Ketua Yayasan.
Kemudian, setelah estafet kepemimpinan dipegang oleh Kiai Mas’udy Shabri, terjadi perkembangan yang cukup signifikan baik secara fisik maupun non-fisik. Secara fisik, bangunan sekolah sudah cukup bagus dan fasilitas penunjang sudah tergolong lengkap, seperti perpustakaan, kantin, hingga laboratorium komputer. Secara non-fisik, manajemen sekolah dan program kegiatan sudah berjalan secara rapi dan terstruktur. Hal itu dapat dirasakan oleh siapapun, termasuk oleh kru Buletin Khidmah saat mengunjungi pesantren ini.
Â
Program pendidikan
Menurut Kiai Shabri, semua program kegiatan di PP Agung Damar mengacu pada 3 (tiga) fondasi pokok, yaitu ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib. Ta’lim adalah proses pemberian bekal ilmu pengetahuan secara teoritis, sedangkan tarbiyah mengacu pada proses pembinaan dan pembentukan kepribaian. Sementara ta’dib adalah pembentukan sikap, moral, dan etika santri/siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mewujudkan ketiga fondasi tersebut, PP. Agung Damar melaksanakan beberapa program berikut:
1.Mengaji al-Qur’an
Program ini disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, dengan 5 (lima) metode sbb: (1) Sorogan (2); Bandongan (3); Tadarus (4); Tartil (5); Mengaji Surat Al-Kahfi.
2.Praktek Shalat
Peserta dibimbing mulai dari posisi berdiri menghadap kiblat hingga posisi ruku’, sujud, tahiyyat, dan salam. Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam Selasa, dipimpin oleh Ustadz Ali Mansur dan Ustadz Zainurrahman.
3.Membaca Shalawat
Rutinitas membaca shalawat dilaksanakan setiap malam Jumat setelah shalat jamaah Isya’, dipimpin oleh Ustadz Ali Mansur.
4. Membaca Rotibul Haddad
Ratib adalah kumpulan ayat-ayat Al-Qur‘an dan zikir yang lazim dibaca secara berulang-ulang untuk bertaqarrub kepada Allah Swt dan melatih santri untuk berzikir. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum shalat Maghrib.
5. Renungan Malam
Renungan malam adalah kegiatan tahunan yang bertujuan memberi pencerahan hati (muhasabah) kepada masyarakat, dilaksanakan setiap bulan Ramadlan dan sudah berlangsung sejak awal berdirinya pesantren ini. Renungan disampaikan oleh pengasuh dengan mengangkat berbagai macam tema. Selama acara, banyak peserta yang meneteskan air mata.
6. Shalat Berjamaah
Shalat Jamaah di PP. Agung Damar wajib diikuti oleh santri dan diimami oleh pengasuh.
7. Mauidzah Hasanah
Mau’idzah hasanah dilaksanakan sewaktu-waktu oleh pengasuh, terkadang dua atau tiga kali dalam seminggu, untuk memberi nasihat dan pengajaran yang baik kepada para santri.
8. Pengajian Kitab
Dilaksanakan dengan metode bandongan, di mana para santri menyimak dan memaknai kitab kuning yang dibacakan oleh kiai. Program ini sudah berjalan 4 tahun dan dilaksanakan setelah shalat Isya’. Kitab yang dikaji, antara lain, Sullamut Taifiq, Safinatun Najah, Nasha’ihul Ibad, Ta’limul Muta’allim, dll.
Â
Keteladanan pengasuh
Selain delapan macam kegiatan di atas, di PP. Agung Damar juga dilaksanakan kegiatan Tahfidzul Qur’an bagi santri yang berkenan menghafal Al-Qur’an, serta prakterk membaca kitab kuning dengan Metode Nuhati.
Seluruh program dan kegiatan di pesantren ini, menurut beberapa pengurus, berhubungan erat dengan sifat kesederhanaan dan keteladanan pengasuh. Beliau selalu tampil sederhana dan apa adanya. Beliau juga tidak pernah lelah mendorong para santri agar meniatkan belajar semata-mata untuk beribadah kepada Allah, tidak dikaitkan dengan orientasi duniawi.
Beliau juga sering menegaskan, kegiatan di PP. Agung Damar bertujuan untuk memperkaya jiwa santri, meningkatkan moral, mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkah laku yang baik, jujur, dan bermoral. Di pesantren ini, para santri dilatih hidup sederhana dan bersih hati, agar kelak mereka menjadi alim dan bermanfaat bagi diri sendiri serta lingkungannya. (Sqi/Kur/Sipe)